Diskusi Publik: Pentingnya Literasi Ekonomi Syariah, Kini dan Nanti

Majapahittv.com – Mengusung Tema Pentingkah Literasi Ekonomi syariah Kini dan Nanti, diskusi publik yang diselenggarakan oleh Media Literasi dan Informasi, di antaranya Majapahittv.com, Trenzindonesia.com, Konsepnews.com, PerempuanNusantara.com, Berita Komite Investigasi Negara, IndoCF, sukses digelar baru-baru ini.
Diskusi menghadirkan narasumber Dr H Subandi MM Direktur pasca sarjana IAIM NU Metro Lampung, Saiful SH Pengamat Kebijakan Publik, Inggar Saputra Peneliti Pendidikan, Ustad A Fajri Ulama, serta dipandu oleh Zakiyah Spd.
Menurut Dr H Subandi, sistem ekonomi Syariah terbilang unik. Sistem tersebut mengajarkan nilai-nilai yang sejalan dengan nilai kearifan lokal masyarakat Indonesia.
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sudah sejak 30 tahun yang lalu, dimulai adanya Bank Muamalat. Lalu sekarang lebih serius dengan adanya BSI atau Bank Syariah Indonesia.
Pangsa ekonomi syariah secara nasional terus meningkat bahkan menguat didukung dengan adanya UU Cipta Kerja walau di tengah pandemi Covid-19.
Pertumbuhan sektor halal valuo chain terus mengalami peningkatan dan mensuport nilai PDB negara kita.
“Saya terus mendorong dan mendukung pemerintah pusat untuk terus Memberikan fasilitas kepada pelaku ekonomi syariah. Dan perguruan tinggi Islam yang memiliki fakultas ekonomi syariah. Kebetulan di IAIM NU Metro sudah ada program S2 ekonomi syariah,” ujar H Subandi.
Saiful SH menyampaikan indeks literasi ekonomi islam atau ekonomi syariah saat ini 16 persen. Literasi ekonomi syariah sangat penting karena 87 persen penduduk Indonesia adalah muslim.
Ada 2 faktor penggerak literasi ekonomi syariah. Pertama adalah peran pemegang kebijakan/Pemerintah. Ke depan lebih diprioritaskan melibatkan masyarakat di desa-desa sebagai pelaku usaha ekonomi syariah dan bukan sebagai penonton saja.
Kedua, peran media berupa Universitas, Ponpes, Masjid, Universitas, dan media elektronik. Pesantren itu gudangnya ilmu ekonomi syariah untuk membangun ekonomi syariah yang berkelanjutan.
Sementara, Inggar Saputra Msi menyampaikan ekonomi syariah tentunya memiliki rintangan dan tantangan. Pemerintah pemangku kebijakan harus bisa memberikan solusi yang terbaik sesuai selera Rakyat indonesia.
Ekonomi syariah harus difasilitasi oleh teknologi yang super canggih dan super instan melebihi instannya pinjaman online. Sehingga seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati.
Di samping itu, Ustad A Fajri Pengasuh Pon Pes Alyajir berharap, lapisan di bawah seperti pesantren kami, bisa mendapatkan fasilitas untuk mandiri dan mengembangkan ekonomi syariah. Potensi ekonomi syariah sangat luas sekali di lingkungan pesantren.